Reptilia


Reptilia (Testudinata, Squamata, Crocodylia dan Rhyncocephalia) yang masih ada sampai sekarang termasuk sebagai objek kajian dari Herpetologi. Reptilia terdiri atas dua garis keturunan, yaitu Anapsida (diwakili oleh Testudinata) dan Diapsida (Crocodylia, Squamata, Tuatara). Semua Reptilia kecuali Crocodylia memiliki jantung dengan satu ventrikel seperti pada ikan dan Amphibia. Crocodylia (seperti Aves dan Mammalia) memiliki sekat yang membagi ventrikel menjadi dua kompartemen, yaitu ventrikel kanan dan ventrikel kiri (Pough et al., 1998). 
Sebagian besar spesies dari kelas Reptilia relatif bebas dari air dan dapat menempati daerah yang lembab (moist) serta daerah yang kering (dry). Reptilia membutuhkan air untuk berbagai macam proses-proses fisiologi, seperti semua makhluk hidup, tetapi beberapa Reptilia dapat memperoleh air dari makanan yang dimakan. Reptilia mensekresikan nitrogen dalam bentuk asam urat (Grzimek, 2003).
Kebanyakan Reptilia memiliki kulit yang bertanduk, hampir semuanya selalu mengalami kornifikasi  menjadi sisik atau struktur yang lebih besar yaitu scutes atau plates. Struktur integumen yang seperti ini menjaga kestabilan pergerakan osmotik air dari kompartemen tubuh atau jaringan menuju lingkungan atau udara luar sehingga kekeringan dapat diminimalisasi. Ada saat-saat di mana kulit pada ular dan kadal akan menjadi permeabel terhadap air yaitu ketika mereka sedang menyiapkan pengelupasan kulit lamanya (molting). Pada saat-saat itulah ular dan kadal akan mencari tempat untuk bersembunyi, tidak hanya tempat yang dapat melindungi mereka dari predatornya tetapi juga dapat mengindarkan mereka dari kehilangan air. Beberapa Reptilia juga diketahui meminum air yang diterima oleh sisiknya ketika mereka sedang beristirahat di liang yang dingin (Grzimek, 2003).
Hampir seluruh anggota Kelas Reptilia merupakan hewan tetrapoda kecuali anggota Subordo Ophidia dan beberapa anggota Subordo Lacertilia dan umumnya memiliki 5 jari atau pentadactylus. Kelas Reptilia juga mempunyai ciri rangkanya mengalami osifikasi sempurna dan bernapas dengan paru-paru (Zug, 1993).
Suhu tubuh Reptilia bergantung pada suhu lingkungan (poikiloterm) atau mengambil energi panas dari lingkungannya (ectoterm). Jika suhu tubuhnya menurun atau dingin hewan in akan berjemur (basking) dan jika suhu tubuhnya panas maka akan mencari tempat berlindung atau masuk ke dalam air (Zug, 1993).
Diperkirakan jumlah Reptilia di dunia 7150 spesies terdiri dari 6850 spesies Squamata, 260 spesies Testudinata, 22 spesies Crocodylia dan dua spesies Rhynchocephalia. Hampir 2/3 dari keseluruhan Squamata terdiri dari Lacertilia dan Amphisbaenia. 2/3 bagian dari ular yang masih ada sampai sekarang merupakan anggota dari Familia Colubridae (Pough et al., 1998).
Habitat dari Kelas Reptilia ini bermacam-macam. Biasanya, habitat Reptilia digolongkan menjadi 5 yaitu arboreal, terestrial, subterran, akuatik dan semi akuatik. Reptilia dengan habitat akuatik antara lain seperti penyu dan beberapa jenis ular, semi akuatik yaitu Crocodylia dan beberapa anggota Chelonia, beberapa Ophidia, terestrial yaitu pada kebanyakan Lacertilia dan Ophidia, beberapa anggota Testudinata, subterran pada sebagian kecil anggota Ophidia, dan arboreal pada sebagian kecil Ophidia dan Lacertilia (Zug, 1993).
Saluran ekskresi Kelas Reptilia berakhir pada kloaka. Ada dua tipe kloaka yang spesifik untuk ordo tertentu, yaitu kloaka dengan celah melintang terdapat pada Ordo Squamata yaitu Subordo Lacertilia dan Subordo Ophidia. Dan yang kedua adalah kloaka dengan celah membujur yaitu terdapat pada Ordo Chelonia dan Ordo Crocodylia (Zug, 1993).
            Ciri lain dari Kelas Reptilia yang menunjukkan bahwa Kelas ini lebih maju dari Kelas Amphibia adalah bahwa telur atau embrionya memiliki selaput pelindung (amnion) dan yolk serta pada perkembangannya tidak melalui stadium larva. Untuk keluar dari telurnya, individu mudanya dilengkapi dengan gigi telur yang berfungsi untuk memecah cangkang telur ketika menetas. Gigi telur ini akan tanggal setelah embrio ini berhasil menetas .
Cara reproduksi pada Reptilia merupakan peralihan antara anamniot (pada ikan dan Amphibia) dengan mamalia. Fertilisasi berlangsung internal tetapi Reptilia masih perlu meletakkan telurnya sebagai tahap perkembangan di luar tubuh mereka. Reptilia yang berkembang biak dengan cara ovoviviparous, menyimpan sebagian kuning telurnya di dalam oviduct untuk perkembangan embrio. Cangkangnya hanya berupa membran yang tipis. Saat perkembangan telah selesai “telur” yang ada di oviduct pecah dan individu “menetas” saat itu juga. Sisa cangkang telur nantinya akan dibuang bersama feses. Pada individu viviparous pembuluh darah dari kantung kuning telur dan chorion terletak dekat dengan pembuluh kandungan pada permukaan bagian dalam dari oviduct, menyediakan sistem pernapasan dan juga (pada beberapa spesies) nutrisi untuk embrionya dimana secara fungsional menyerupai cara kerja dari plasenta pada mamalia.

Comments

Popular posts from this blog

Ektoparasit pada Kucing Liar

Filsafat Ilmu

Tugas Kuliah: Northern Blotting