Uji Kualitas Air

Semua organisme selalu membutuhkan air untuk kelangsungan hidupnya. Hal ini disebabkan karena hampir semua reaksi biologis di dalam tubuh makhluk hidup berlangsung dalam medium air. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa tidak mungkin ada kehidupan tanpa adanya air. Air memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, misalnya sebagai air minum, untuk MCK, ataupun untuk irigasi pertanian. Air minum untuk sebagian besar tempat tinggal dan kota diperoleh dari sumber air permukaan seperti sungai dan danau, namun besar sekali kemungkinan bagi badan air ini untuk tercemar baik oleh sampah domestik, pertanian maupun industri. Kontaminan-kontaminan tertentu dapat memberikan pengaruh nyata terhadap kualitas air (Pelczar, 2005).

Bakteri kontaminan ada yang bersifat patogen dan ada yang bersifat non patogen. Maka dari itulah air minum yang dikonsumsi oleh manusia harus terbebas dari bakteri patogen. Bakteri patogen biasanya mengkontaminasi air bersama-sama dengan bakteri lain. Pencemaran oleh beberapa jenis spesies bakteri disebut pencemaran bersifat fekal. Sedangkan penemaran oleh satu macam spesies saja disebut pencemaran bersifat non fekal. Bakteri bentuk koli (coliform) merupakan pencemar yang bersifat non fekal. Salah satu jenis bakteri bentuk koli yang sering dijadikan sebagai indikator pencemaran fekal adalah Escherichia coli (Clifton, 1958).

Untuk memastikan air minum bahwa air yang berasal dari berbagai sumber air  tersebut bebas dari berbagai agen mikrobia dan layak untuk dikonsumsi, perlu adanya organisme indikator untuk mengetahuinya. Indikator yang biasa digunakan adalah organisme dari kelompok coliform. Organisme ini biasanya berada di dalam saluran pencernaan manusia ataupun hewan, sehingga apabila ditemukan pada suatu badan air, maka dapat dipastikan bahwa perairan tersebut telah tercemar. Bakteri coliform memiliki ciri: aerob dan aerob fakultatif, gram negatif, tidak membentuk spora, berbentuk batang, mampu melakukan fermentasi laktosa dengan membentuk gas jika diinkubasikan selama 48 jam pada tembperatur 480C (Madigan et al., 1997).

Pengujian kualitas air dapat dilakukan dengan cara tes MPN (Most Probable Number). Tes ini bertujuan untuk mendeteksi adanya bakteri coliform padea sampel dan mengestimasi banyaknya. Uji ini terdiri dari 3 tahapan, yaitu:

a)      Pengujian pendugaan (presumptive test)

Pengujian ini dilakukan dengan cara menempatkan sejumlah air secara bertingkat dalam tabung yang berisi laktosa broth. Dalam praktek biasanya dilakukan dengan menggunakan lima tabung yang masing-masing diinokulasikan 10 ml, 1 ml, dan 0,1 ml air sampel. Tabung diinkubasi dalam suhu 35° C dan diperiksa sekitar 24-48 jam. Munculnya gas setelah inkubasi menandakan kalau test tersebut positif, jika tidak maka negatif dan tidak perlu dilakukan test lebih lanjut. Tetapi test yang positif tidak selalu menunjukkan adanya bakteri bentuk koli, sehingga hasil tes ini sering disebut dengan false presumptive test. Hal ini bisa terjadi karena adanya bakteri lain yang mampu memfermentasi laktosa menjadi asam dan gas ataupun adanya sinergisme antara dua bakteri.

b)      Pengujian penetapan (confirmed test)

Semua tabung yang menunjukkan hasil positif pada pengujian pendugaan dilanjutkan dalam test ini. Eosin methylen blue atau endo agar atau brilliant green laktosa bile broth digunakan pada pengujian ini. Untuk dua medium pertama diamati adanya pertumbuhan koloni yang spesifik, yaitu  typical nucleated (dengan atau tanpa metallic sheen) atau atypical unnucleated (opaque, pink). Apabila yang terbentuk adalah  koloni tipe pertama berarti testnya positif, sedangkan yang kedua tidak selalu negative, karena bisa saja karena  koloninya tumbuh perlahan. Untuk brilliant green lactose bile broth (BLBB) hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya gas.

c)      Pengujian lengkap (completed test)

Tujuan pengujian ini adalah (1) koloni yang tumbuh pada Endo atau EMB agar sekali lagi dapat memfermentasi laktosa menghasilkan asam dan gas (2) bakteri yang dipindahkan ke agar miring memperlihatkan gambaran morfologi dari golongan coliform. Koloni yang terbentuk pada endo atau EMB diinokulasikan ke laktosa. Hasil positif ditinjukkan dengan terbentuknya asam dan gas. Sedangkan untuk brilliant green lactose bile broth ditumbuhkan pada medium agar miring. Apabila bakteri menunjukkan sifar gram negatif, bentuk batang, serta tidak membentuk spora maka hasilnya positif (Salle, 1961).   

Untuk membedakan bakteri fekal dan nonfekal dilakukan uji indol, metil red, vogers-proskauer, dan sodium sitrat. Perbedaan ditunjukkan tabel di bawah :

Tabel 1. Perbedaan karakterisasi bakteri fekal dan non fekal

 

Bakteri

 

Indol

 

Metil red

Vogers-proskauer

Sodium-sitrat

 

Sumber

E. coli

+  -

+

-

-

Fecal

E. freundii

+  -

+

-

+  -

Nonfecal

Aerobacter aerogens

+  -

-

+

+  -

Nonfecal

Bakteri coliform fekal banyak ditemukan pada air yang baru tercemar oleh beberapa sumber pencemaran sedangkan bakteri nonfekal terdapat dalam air yang baru tercemar oleh satu sumber pencemaran. Untuk pengujian secara kuantitatif dapat dilakukan dengan MPN dengan cara yang sama seperti tahapan pada pengujian pendugaan. Dari tabung yang positif, kemudian ditentukan kisaran jumlah bakterinya dengan tabel HOSKINS (Soetarto dkk., 2009).

Comments

Popular posts from this blog

Filsafat Ilmu

Ektoparasit pada Kucing Liar

Tugas Kuliah: Northern Blotting