Identifikasi Bakteri
Morfologi Koloni Bakteri
Bakteri sering kali hidup dalam sel tunggal tetapi beberapa sel anakan tidak terpisah setelah pembelahan, sehingga akan menghasilkan suatu kelompok atau rantai sel yang terdapat bersama dalam lingkungan yang membentuk koloni. Pada permukaan medium, koloni bakteri terlihat seperti bulatan, titik berkilauan atau pucat, kuning atau putih, opaque atau translucent. Beberapa koloni mempunyai ciri garis tepi/batas, tapi sering tidak terlihat (Isaac and David, 1995). Koloni bakteri memiliki ukuran, bentuk, tepi, kemiringan dan struktur internal yang berbeda-beda. Karakter-karakter yang bervariasi antar koloni bakreri dapat digunakan untuk membedakan antara satu bakteri dengan bakteri lain dan untuk mengklasifikasikan bakteri (Salle, 1961).
Untuk mempelajari morfologi koloni bakteri, digunakan media nutrien cair, tegak dan miring. Pertumbuhan koloni bakteri pada media nutrien cair dapat digunakan untuk mengetahui sifat suatu bakteri berdasarkan respon terhadap oksigen bebas. Berdasarkan hal tersebut, bakteri dapat dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu aerobic (membutuhkan oksigen), anaerobic (tumbuh tanpa membutuhkan molekuler), anaerobic fakultatif (tumbuh pada keadaan aerobic dan anaerobic), dan mikroaerofilik (tumbuh baik jika ada oksigen atmoferik) (Pelczar dan Chan, 1986). Pertumbuhan bakteri pada media nutrien agar tegak menggunakan organisme yang diinokulasikan ke dalam medium dengan menusukkan orgnisme ke dalam medium dengan kedalaman paling tidak 2 inchi (Clifton, 1958). Pada nutrien agar miring, kultur bakteri diinokulasikan dengan menyentuhkan ujung ose dari ujung tabung ke arah mulut tabung, lalu diinkubasikan (Pelczar and Reid, 1958).
Identifikasi dan determinasi dari
suatu isolasi tidak cukup hanya berdasarkan sifat morfologinya saja tetapi
perlu untuk diteliti sifat fisiologi dan biokimianya. Uji biokimia merupakan
suatu uji dengan kisaran yang luas dari kisaran metabolism bakteri mengenai
sumber yang digunakan, produk akhir metabolism, enzim yang terlibat (Nicklin et
al., 1998).
Ada banyak nutrien yang digunakan
mikrobia sebagai sumber energinya. Karbohidrat adalah sumber energy untuk
pertumbuhan mikrobia. Salah satu kegiatan mikrobia yang melibatkan karbohidrat
adalah proses fermentasi karbohidrat, pada Bacillus subtilis dan
Escherichia coli menggunakan laktosa dan glukosa. Produk dari fermentasi
adalah asam, alcohol, dan karbondioksida. Timbulnya gas karbondioksida dan
alcohol dapat menjadi indikasi bahwa proses fermentasi berjalan dengan baik (
Beishir,1996).
Selain itu uji sifat bioimia lainnya
adalah pembentukan indol. Pembentukan indol mendeteksi adanya triptofan. Indole
adalah senyawa berbau busuk hasil degradasi kasein menjadi triptofan.
Identifikasi adanya indol dengan adanya cincin merah pada larutan dengan
menggunakan reagen Elich dan eter yang berfungsi mengkondensasi triptofan.
Nitrat merupakan salah satu substrat
yang digunakan bakteri. Reduksi nitrat terjadi pada keadaan anaerob yaitu bila
kadar O2 rendah. Pada pengujian nitrat, digunakan reagen asam
sulfosalisilat dan α-napthol. Reduksi nitrat dapat dideteksi dengan tes keadaan
nitrit setelah bakteri tumbuh pada nutrien cair yang ditambahkan KNO3.
Aktivitas mikrobia menghasilkan produk yang macamnya tergantung enzim yang
dimiliki. Ada kemungkinan suatu nitrat dapat diubah atau direduksi menjadi
nitrit, nitrat tidak berubah dan nitrat secara cepat direduksi oleh bakteri
menjadi nitrit ( Prescott,1999)
Susu mengandung kasein susu
(protein), karbohidrat, lemak, dan yang lainnya sehingga dapat pula digunakan
oleh mikrobia sebagai tempat tumbuh. Beberapa bakteri mensekresi enzim seperti
enzim renin yang dapat menghidrolisis kasein menjadi parakasein dan pepton.
Parakasein kemudian akan bereaksi dengan garam kalsium dalam larutan sehingga
terbentuk pengendapan parakasein atau kalsium parakaseinat (Prescott,1999).
Comments
Post a Comment