Sistem Otot Vertebrata

Pergerakan tubuh ditentukan oleh system rangka dan keberadaan otot. Dengan demikian otot berfungsi sebagai alat gerak aktif (hampir semua gerakan tubuh merupakan aktivitas otot. Kontraksi otot dapat menggerakkan tulang serta menyempitkan dan melebarkan saluran (ruangan) sehingga terjadi gerakan (aliran) cairan. Otot juga mempengaruhi bentuk tubuh dan juga berfungsi melindungi beberapa alat dalam.

Otot rangka memiliki fungsi vital sebagai alat gerak aktif (hampir semua gerakan tubuh merupakan aktivitas otot rangka), menggerakkan tulang pada artikulasinya dengan memendekkan/kontraksi otot, mempengaruhi bentuk tubuh, dan melindungi beberapa alat dalam (Aryulina et al, 2004). Otot seran lintang atau otot rangka terdiri atas serat-serat otot, berkas sel yang sangat panjang sampai 30 cm, silindris, dan berinti banyak dengan garis tengah 10-100μm. Inti lonjong umumnya terletak pada tepi sel di bawah membran sel. Lokasi yang khas ini membantu dalam membedakan otot rangka dari otot jantung dan otot polos yang keduanya memiliki inti di tengah. Otot ini ditemukan di lidah, diafragma, dinding pangkal esophagus, dan sebagian otot wajah (Jasrin, 2006). 

Sebagian besar dari sel otot rangka yang berbentuk serabut membentuk berkas-berkas yang digabungkan oleh jaringan pengikat. Jaringan pengikat tipis yang melapisi setiap serabut otot melanjutkan diri sebagai pembungkus berkas yang terdiri atas beberapa serabut otot mengandung pembuluh darah kecil. Selubung jaringan pengikat tersebut dinamakan endomisium. Berkas otot tersebut digabungkan lagi menjadi berkas yang lebih besar oleh jaringan pengikat yang lebih tebal dinamakan perimisium. Berkas-berkas tingkat kedua tersebut digabungkan lagi menjadi berkas yang lebih besar oleh jaringan pengikat dinamakan epimisium (Jasrin, 2006). 

Apabila otot seran lintang diperiksa tanpa alat pembesar, kadang-kadang tampak adanya perbedaan warna pada serabut-serabutnya. Dengan pembesaran tampak bahwa serabut-serabut otot yang berwarna merah berkelompok di antara serabut otot yang berwarna putih (pucat) yang berukuran lebih besar (Jasrin, 2006). Gautier membedakan 3 jenis serabut otot dengan pewarnaan khusus yaitu antara lain serabut otot merah, serabut otot putih, dan serabut otot peralihan. 

Serabut otot merah yang lebih kecil ternyata lebih banyak mengandung mitokhondria, mioglobin, dan banyak pembuluh darah diantara serabut-serabutnya. Pada tingkat pengamatan dengan M.E., serabut otot merah ternyata memiliki lempeng Z lebih tebal, lebih kompleksnya struktur sarcoplasmic reticulum pada daerah lempeng Z, mitokondria berukuran lebih besar dan terletak berderet-deret diantara miofibril kalau dibandingkan serabut otot putih. Serabut otot peralihan memiliki sifat-sifat diantara serabut otot merah dan serabut otot putih (Jasrin, 2006). 

Pada otot merah, mioglobin dan sitokrom dalam jumlah besar menyebabkan warna merah. Kecepatan kontraksinya lebih lambat dari otot putih, dapat melakukan kegiatan yang hebat dan kontinyu, energi diperoleh dari fosforilasi oksidatif, dan otot ini mempunyai mitokondria dalam jumlah sangat besar. Contohnya pada: otot dada burung migrasi, otot longitudinalis, otot ekstremitas mamal. 

Pada otot putih, mioglobin dan sitokrom dalam jumlah kecil, kecepatan kontraksi lebih cepat daripada otot merah, tapi tidak dapat melakukan kerja berat secara kontinyu, energi diperoleh dari glikolisis anaerobik, mitokondria lebih sedikit. Contohnya yaitu pada otot dada ayam dan kalkun. 

Pada otot intermediate, terdapat sifat-sifat antara otot merah dan otot putih Contohnya yaitu otot skelet pada manusia 

Otot polos tidak melekat pada tulang rangka tubuh. Aktivitasnya lambat, namun geraknya beruntun. Otot polos mampu berkontraksi dalam waktu lama dan tidak cepat mengalami kelelahan. Gerak otot polos tidak menurut kehendak kita karena dikontrol oleh saraf tak sadar (saraf otonom) sehingga disebut otot tidak sadar. Otot polos dapat dijumpai pada dinding penyusun organ-organ tubuh bagian dalam. Misalnya pada saluran pernapasan, saluran pencernaan, saluran reproduksi, pembuluh darah dan getah bening 

Otot jantung hanya dijumpai pada dinding jantung dan vena kava yang memasuki jantung. Sayatan dinding otot jantung menunjukkan sel-sel otot jantung menyerupai otot rangka dengan satu inti sel setiap satu sel otot jantung yang membentuk anyaman dengan percabangan yang disebut sinistium. Pada setiap percabangan sel otot jantung terdapat jaringan ikat yang disebut diskus interkalaris. Otot jantung mampu berkontraksi secara ritmis dan terus menerus sebagai akibat dari aktivitas sel otot jantung yang berpautan. 

Otot biasanya dapat bekerja berpasangan atau bahkan saling antagonis, namun keduanya bekerja saling mendukung. Beberapa diantaranya dinamakan berdasarkan aktivitasnya, yaitu antara lain, otot fleksor dan ekstensor, abduktor dan adduktor, levator dan depresos, serta lainnya (Weichert, 1970). 

Untuk menghasilkan suatu pergerakan, otot bekerja berpasangan dengan otot lain. Saat suatu otot berkontraksi, maka otot tersebut akan menggerakkan tulang yang dilekatinya ke suatu arah. Sebaliknya, otot lain yang merupakan pasangannya akan menggerakkan tulang kearah sebaliknya (berlawanan). Gerak kedua otot tersebut merupakan gerak antagonis. Contoh otot yang bersifat antagonis ini yaitu otot bisep dan trisep. Bisep memiliki ujung otot yang bercabang dua, sedangkan trisep bercabang tiga. Ujung bisep yang bercabang dua masing-masing berhubungan dengan tulang belikat dan tulang lengan atas. Ujung otot bisep yang berlawanan berhubungan dengan tulang pengumpil. Sementara itu, trisep berhubungan dengan tulang belikat dan tulang hasta. 

Gerak fleksi (gerak menekuk atau membengkokkan) dapat terjadi karena bisep berkontraksi dan trisep berelaksasi. Sebaliknya, gerak ekstensi (gerak meluruskan) terjadi karena bisep berelaksasi dan trisep berkontraksi. Dengan demikian otot bisep disebut fleksor karena saat berkontraksi terjadi gerak fleksi, dan otot trisep disebut ekstensor karena pada saat berkontraksi terjadi gerak ekstensi. 

Selain pasangan otot antagonis, ada juga beberapa jenis otot yang berbeda namun kerjanya saling menunjang. Otot ini disebut otot sinergis. Misalnya otot diantara tulang rusuk yang bekerjasama saat terjadi pengambilan dan penghembusan napas (Hildebrand, 1995) (Weichert, 1970). 

Di samping penamaan berdasarkan aktivitas, otot lurik juga dinamakan berdasarkan arah serabutnya, (oblique, rectus), lokasi/posisi (thoracis, supraspinatus, superficialis), jumlah (quadriceps, digastrics), bentuk (deltoid, teres, serratus), asal insersi (xiphihumeralis, stapedius), ukuran (major, longisimus), dan lainnya (Kent & Carr,). 

Menurut ontogeninya, pada awal mulanya tubuh dapat terbagi dalam dua bagian yaitu epimer dan hypomer. Bagian yang disebut epimer berdiferensiasi menjadi dermatom(bagian dorsolateral terletak langsung dibawah ectoderm), myotom (bagian dorsomedial) dan sclerotom (bagian dorsomedial). Myotom dan hypomer ini lah yang merupakan asal dari otot tubuh.Contohnya yaitu myotom di belakang kepala dan faring kemudian membentuk otot dinding tubuh (musculus axiales). 

Comments

Popular posts from this blog

Filsafat Ilmu

Ektoparasit pada Kucing Liar

Tugas Kuliah: Northern Blotting