Efek Astaxanthin pada Ginjal Tikus yang Diinduksi Merkuri Klorida
Tulisan berikut merupakan bahasan dari jurnal berjudul: Effect of astaxanthin on kidney function impairment and oxidative stress induced by mercuric chloride in rats
Merkuri merupakan unsur inorganik
yang dikenal sebagai polutan lingkungan yang sangat berbahaya. Jika merkuri
terserap dalam tubuh hewan, biasanya akan terakumulasi pada ginjal dan akhirnya
akan menyebabkan gagal ginjal yang akut. Merkuri akan mengikat gugus SH jaringan
sehingga kadar glutation akan menurun, akibatnya oksigen reaktif akan meningkat
dan menyebabkan oksidasi lipid, protein dan DNA. Telah dipercaya bahwa
antioksidan merupakan komponen yang efektif dalam penyembuhan keracunan
merkuri. Astaxanthin (ASX) merupakan pigmen karotenoid merah yang berperan
sebagai antioksidan biologis dan dapat dijumpai pada berbagai jenis tanaman,
alga dan makanan laut (seafood). ASX akan melindungi tubuh dari kerusakan
oksidatif yang ditimbulkan oleh akumulasi merkuri. Berdasarkan
penelitian-penelitian sebelumnya, dipercaya bahwa ASX memiliki aktivitas
antioksidan yang lebih baik jika dibandingkan dengan antioksidan lain seperti
β-karoten dan lycopene yang dilaporkan belum dapat mencegah kerusakan yang
ditimbulkan oleh merkuri klorida. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari
efek protektif dari ASX terhadap nefrotoksisitas yang diinduksi oleh merkuri
klorida.
Stress oksidatif dan produksi radikal
bebas akibat induksi merkuri memang telah diperkirakan akan menyebabkan kerusakan
pada ginjal. Afinitas yang tinggi antara
merkuri dengan molekul endogenous mengandung thiol seperti GSH dan δ-ALA-D berkontribusi
dalam proses ini. Pada penelitian ini diketahui bahwa ASX tidak mencegah
inhibisi δ-ALA-D oleh HgCl2. Sebaliknya, karoten lycopene justru
mencegah inhibisi δ-ALA-D oleh HgCl2 dan juga menurunkan kadal GSH
renal dengan induksi cisplatin.
Pada penelitian ini, terdapat 3
perlakuan di mana perlakuan I merupakan induksi HgCl2 secara oral,
perlakuan II adalah pencekokan tikus dengan HgCl2 + 25 mg ASX
sementara perlakuan III adalah pencekokan dengan HgCl2 + 50 mg ASX. Ketika
ginjal terinduksi oleh Hg, (perlakuan I) maka akan terjadi nekrosis sel-sel
epitel pada bagian tubular ginjal. Semua dosis ASX yang diberikan terbukti
dapat mencegah perubahan enzim antioksidan yang diinduksi oleh adanya HgCl2,
hal ini mungkin terjadi karena potensial scavenger ASX yang tinggi sehingga
jaringan pada ginjal akan terlindungi dari serangan radikal bebas yang
terbentuk akibat dari adanya HgCl2. ASX juga mencegah terjadinya
oksidasi lipid dan protein akibat adanya HgCl2. Hasil yang diperoleh
ini berbeda dengan hasil penggunaan antioksidan karoten lycopene kemungkinan
dikarenakan aksi yang berbeda dari masing-masing karotenoid. Belakangan ini
diketahui bahwa hanya beberapa dosis lycopene yang dapat melindungi sel-sel
tubulat ginjal dari perubahan akibat induksi HgCl2 tetapi tetap saja
tak ada dosis karotenoid yang dapat mencegah terjadinya necrosis tubular
ataupun peningkatan kreatinin plasmatic akibat induksi HgCl2. Terlebih
lagi, dosis rendah lycopene memiliki efek inhibitori terhadap aktivitas SOD,
hal ini tidak dijumpai pada perlakuan dengan menggunakan ASX. Di lain pihak,
ASX sendiri dapat menurunkan oksidasi protein meskipun tanpa adanya perlakuan
prooksidan.
Gambar 1. Preparat mikroanatomi ren
tikus (Rattus sp.) a. kontrol; b.
HgCl2; c. HgCl2 + 25 mg ASX; d. HgCl2 = 50 mg ASX
Berdasarkan gambar di atas, yang terlihat
pada gambar 1a adalah kondisi normal tubular yang dapat dijumpai pada medulla
ginjal tikus. Pada kondisi ini, terlihat jelas bahwa sel-sel epitel tubular
ginjal belum mengalami kerusakan. Setelah perlakuan pemberian HgCl2
seperti terlihat pada gambar 1b, sel-sel epitel tubular tersebut banyak yang
mengalami nekrosis (Acute Tubular Necrosis/ATN) (bagian yang dilingkari). Hal
ini dapat terjadi dikarenakan munculnya oksigen reaktif dan radikal bebas yang
diinduksi oleh adanya Hg. ATN merupakan penyebab gagal ginjal yang paling
utama. Pada kondisi gagal ginjal yang akut, aliran urin akan menurun cepat
dalam jangka waktu 24 jam hingga kurang dari 400 ml tiap harinya (oliguria).
ATN sendiri merupakan lesi ginjal
yang bersifat reversible. Tipe ATN yang terjadi pada ginjal akibat induksi
logam berat seperti Hg disebut Nephrotoxic ATN. hal yang terjadi pada
Nephrotoxic ATN adalah kerusakan saluran dan gangguan aliran darah yang parah
sehingga oksigen dan sari-sari makanan untuk sel-sel ginjal akan berkurang.
Nephrotoxic ATN terutama terjadi pada tubulus kontortus uriniferus pars
proximal dan pada membarana basalis tubular.
Pemberian ASX sebanyak 25 mg menyebabkan tingkat nekrosis yang terjadi pada sel-sel epitel tubular berkurang. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, ATN bersifat reversible sehingga jika paparan logam berat tidak dilakukan terus menerus maka kondisinya dapat pulih seperti semula. Pada gambar 1c terlihat bahwa nekrosis yang terjadi pada sel-sel epitel tubular berkurang (bagian yang dilingkari). Begitu pula ketika dosis ASX dinaikkan menjadi 50 mg, nekrosis yang terjadi pada sel-sel epitel tubular ginjal semakin berkurang seperti terlihat pada gambar 1d. Hal ini menunjukkan bahwa ASX dapat memperbaiki kondisi sel epitel tubular ginjal dari kerusakan yang disebabkan oleh induksi Hg.
Comments
Post a Comment